Banyak orang beranggapan bahwa demensia dan Alzheimer adalah penyakit yang sama. Namun keduanya sebenarnya berbeda. Yang satu sebenarnya bukan suatu penyakit, melainkan serangkaian gejala. Saat memeriksa demensia vs. Alzheimer, penting untuk memahami perbedaannya.
Demensia vs. Alzheimer
Demensia sendiri bukanlah suatu penyakit. Ini adalah sekelompok tanda dan gejala yang bervariasi berdasarkan kondisi atau penyakit penyebab demensia, dan area otak yang terkena. Ada lebih dari delapan puluh penyebab demensia yang diketahui, dan yang paling terkenal adalah penyakit Alzheimer.
Meskipun banyak orang menggunakan istilah demensia dan Alzheimer secara bergantian, keduanya tidak mempunyai arti yang sama; ada perbedaan penting antara keduanya.
Demensia
Kata demensia adalah istilah medis yang mencakup berbagai kondisi yang mencakup hilangnya fungsi intelektual dan mental seseorang. Demensia terjadi karena perubahan yang terjadi di otak; itu adalah kelainan neurologis yang dapat berkembang sangat cepat atau sangat lambat. Namun, semua kasus demensia bersifat progresif, menyebabkan penurunan keterampilan kognitif dan ketidakmampuan melakukan aktivitas sehari-hari.
Tergantung pada area otak yang terkena, dan kondisi atau penyakit yang menyebabkan demensia, fungsi mental dan keterampilan kognitif berikut mungkin terpengaruh:
- Memori
- Penalaran
- Penghakiman
- Berpikir
- Keterampilan spasial
- Komunikasi
- Koordinasi
- Perhatian
Penderita demensia mungkin mengalami kesulitan:
- Mengenali orang dan tempat yang familiar sebelum serangan
- Mengingat kejadian terkini
- Mengingat nama benda
- Mengingat informasi baru
- Menemukan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan pikiran mereka
- Melakukan perhitungan sederhana
- Mengendalikan suasana hati
- Mengontrol perilaku
- Mempelajari atau memproses informasi baru
- Perencanaan
- Penyelenggaraan
Demensia juga dapat menyebabkan perubahan kepribadian dan perilaku seseorang, atau menyebabkan halusinasi. Seseorang dengan demensia mungkin menunjukkan tanda-tanda:
- Kebingungan
- Agresi
- Agitasi
- Depresi
- Paranoia
Gangguan fungsi kognitif pada seseorang yang menderita demensia menjadi begitu parah seiring berjalannya waktu sehingga memengaruhi kemampuan orang tersebut untuk melakukan aktivitas normal sehari-hari di semua bidang, termasuk bidang pribadi, pekerjaan, dan sosial.
Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah salah satu dari sekian banyak penyakit, sindrom, dan kondisi yang dapat menyebabkan demensia. Banyak orang salah menggunakan istilah demensia ketika merujuk pada penyakit Alzheimer; namun, penyakit Alzheimer hanyalah salah satu dari banyak penyebab demensia.
Penyebab utama demensia di Amerika Serikat, penyakit Alzheimer saat ini menyerang lebih dari 5,3 juta orang. Penyakit ini menyumbang sekitar tujuh puluh lima hingga delapan puluh persen dari seluruh kasus demensia, dan mempengaruhi hampir lima puluh persen dari semua orang yang berusia delapan puluh lima tahun atau lebih. Namun, meskipun Penyakit Alzheimer umum terjadi pada orang lanjut usia, penyakit ini bukanlah bagian normal dari proses penuaan.
Gejala dan tanda penyakit Alzheimer antara lain:
- Kehilangan ingatan
- Kesulitan dalam mengekspresikan diri melalui bahasa baik secara lisan maupun tulisan
- Kesulitan memahami bahasa
- Kesulitan menyelesaikan masalah
- Kesulitan membuat rencana
- Kesulitan menelusuri kembali langkah-langkah
- Barang hilang atau salah taruh
- Kesulitan mengidentifikasi hal-hal yang familier
- Kesulitan menyelesaikan tugas harian, rutin, dan biasa
- Masalah dengan hubungan spasial
- Masalah dengan gambar visual
- Penarikan diri dari keluarga, teman, atau situasi sosial
- Kebingungan
- Penilaian buruk
Tahapan Penyakit Alzheimer
Ketika seseorang mengidap penyakit Alzheimer, gejalanya muncul secara bertahap dan memburuk seiring berjalannya waktu. Penyakit ini memiliki tiga tahap:
- Tahap awal atau ringan
- Tahap menengah atau sedang
- Tahap akhir atau parah
Seiring dengan perkembangan penyakit dan gejala yang semakin parah, penderita penyakit Alzheimer biasanya mengalami kesulitan fisik dan fungsional serta masalah kognitif. Hal ini terjadi akibat degenerasi sel-sel otak, serta sel-sel di bagian lain sistem saraf.
Mendiagnosis Penyakit Alzheimer
Sering kali seseorang mengidap penyakit Alzheimer, sulit membedakannya dengan penyebab demensia lainnya. Para profesional medis membuat diagnosis Alzheimer berdasarkan kombinasi informasi yang diberikan oleh pasien dan anggota keluarga dekat atau teman, serta hasil berbagai tes.
Dokter membuat diagnosis berdasarkan:
- Gejala yang dialami seseorang
- Jalur dan pola gejala yang dialami
- Riwayat kesehatan lengkap
- Penilaian status mental
- Penilaian neurologis
- Pemeriksaan fisik lengkap
- Elektrokardiogram
- Analisis darah
- Analisis urin
- Kemungkinan MRI atau CT
Jika hasil pemeriksaan dan temuan tes mengarah pada diagnosis penyakit Alzheimer, diagnosis yang dibuat adalah "kemungkinan penyakit Alzheimer" atau "kemungkinan penyakit Alzheimer". Mereka mendiagnosisnya dengan cara ini karena mereka hanya dapat membuat diagnosis Penyakit Alzheimer yang tepat setelah seseorang meninggal dan otopsi dengan jaringan otak diperiksa oleh ahli saraf.