Penyebab utama kerusakan lingkungan adalah gangguan manusia. Tingkat dampak lingkungan bervariasi menurut penyebab, habitat, serta tumbuhan dan hewan yang menghuninya.
Fragmentasi Habitat
Fragmentasi habitat membawa dampak lingkungan jangka panjang, beberapa di antaranya dapat menghancurkan seluruh ekosistem. Ekosistem adalah suatu kesatuan yang berbeda dan mencakup semua unsur hidup dan tak hidup yang berada di dalamnya. Tumbuhan dan hewan jelas merupakan anggotanya, tetapi juga mencakup komponen lain yang menjadi sandaran mereka seperti sungai, danau, dan tanah.
Pengembangan Lahan
Habitat menjadi terfragmentasi ketika pembangunan memecah hamparan lahan yang padat. Contohnya termasuk jalan yang membelah hutan atau bahkan jalan setapak yang melewati padang rumput. Walaupun kelihatannya tidak terlalu buruk, namun ada konsekuensi yang serius. Dampak terbesar dari hal ini pada awalnya dirasakan oleh komunitas tumbuhan dan hewan tertentu, yang sebagian besar terspesialisasi dalam bioregionnya atau memerlukan lahan yang luas untuk mempertahankan warisan genetik yang sehat.
Hewan Sensitif Area
Beberapa spesies satwa liar memerlukan lahan yang luas untuk memenuhi semua kebutuhan mereka akan makanan, habitat, dan sumber daya lainnya. Hewan-hewan ini disebut spesies yang peka terhadap kawasan. Ketika lingkungan terfragmentasi, sebagian besar habitat tidak ada lagi. Semakin sulit bagi satwa liar untuk mendapatkan sumber daya untuk bertahan hidup, yang mungkin terancam atau hampir punah. Lingkungan akan menderita tanpa adanya hewan yang berperan dalam jaring makanan.
Kehidupan Tanaman Agresif
Akibat yang lebih penting dari fragmentasi habitat adalah gangguan lahan. Banyak spesies tumbuhan kurus, seperti sawi bawang putih dan loosestrife ungu, bersifat oportunistik dan invasif. Penerobosan habitat memberi mereka kesempatan untuk mengambil kendali. Tanaman agresif ini dapat mengambil alih lingkungan dan menggusur flora asli. Hasilnya adalah habitat dengan satu tanaman dominan yang tidak menyediakan sumber makanan yang cukup bagi seluruh satwa liar. Seluruh ekosistem dapat diubah, menurut Dinas Kehutanan A. S.
Beberapa gulma sangat invasif dan agresif sehingga dinyatakan berbahaya oleh pemerintah federal atau negara bagian untuk mencegahnya merusak area yang masih alami. Budidaya atau bahkan penjualan gulma berbahaya dilarang oleh hukum.
Sumber Kerusakan Lingkungan oleh Manusia
Manusia dan aktivitasnya merupakan sumber utama degradasi lingkungan. Hal ini termasuk polusi air dan udara, hujan asam, limpasan pertanian, dan pembangunan perkotaan.
Polusi Air dan Udara
Pencemaran air dan udara sayangnya merupakan penyebab umum degradasi lingkungan. Polusi membawa zat kontaminan ke dalam lingkungan yang dapat merusak atau bahkan membunuh spesies tumbuhan dan hewan. Keduanya sering berjalan beriringan.
Hujan Asam
Hujan asam terjadi ketika emisi sulfur dioksida yang dihasilkan dari pembakaran batu bara untuk menghasilkan listrik dikombinasikan dengan uap air yang ada di udara. Reaksi kimia menghasilkan pengendapan asam ini. Hujan asam dapat mengasamkan dan mencemari danau dan sungai. Hal ini menyebabkan efek serupa pada tanah. Menurut Badan Perlindungan Lingkungan AS (EPA), jika hujan asam cukup banyak terjadi di lingkungan tertentu, hal ini dapat mengasamkan air atau tanah hingga ke titik di mana tidak ada kehidupan yang dapat bertahan. Tanaman mati. Hewan-hewan yang bergantung pada mereka menghilang. Kondisi lingkungan semakin memburuk. Pengenalan teknologi batubara bersih, seperti wet scrubber, pembakar rendah NOx (nitrogen oksida), sistem desulfurisasi gas buang, dan gasifikasi (syngas) telah mengurangi emisi berbahaya.
Limpasan Pertanian
Limpasan pertanian merupakan sumber polutan mematikan yang dapat merusak lingkungan, sedemikian rupa sehingga EPA mengidentifikasi pertanian sebagai sumber utama pencemaran air.
Air Permukaan
Air permukaan menyapu tanah dan masuk ke danau dan sungai. Ketika melakukan hal tersebut, ia membawa pupuk dan pestisida yang digunakan di lahan pertanian ke sumber air. Memasukkan racun ke saluran air akan menimbulkan konsekuensi yang mengerikan. Pupuk, baik organik atau tidak, memiliki risiko yang sama.
Pupuk Menyebabkan Alga Mekar
Pupuk yang mengandung fosfor dalam jumlah besar dapat menyebabkan ledakan alga di danau. Saat alga mati, bakteri mulai menguraikan bahan organik. Ini segera berkembang menjadi situasi di mana bakteri menggunakan oksigen terlarut yang tersedia di dalam air. Tumbuhan, ikan, dan organisme lain mulai mati. Air menjadi asam. Seperti hujan asam, danau menjadi zona mati dengan kondisi yang sangat beracun sehingga baik tumbuhan maupun hewan tidak dapat hidup di lingkungan tersebut.
Pembangunan Perkotaan
Menurut banyak ahli ekologi terkenal, termasuk di Massachusetts Institute of Technology (MIT), pembangunan perkotaan adalah salah satu penyebab utama degradasi lingkungan. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan lahan untuk perumahan dan pertanian pun meningkat. Lahan basah dikeringkan. Padang rumput dibajak. Dinas Perikanan & Margasatwa AS menyatakan bahwa 70% lahan basah pocosin di AS masih ada. Menurut Dinas Taman Nasional, hanya 1% padang rumput asli yang tersisa.
Degradasi Lingkungan
Degradasi lingkungan adalah salah satu masalah lingkungan yang paling mendesak. Tergantung pada kerusakannya, beberapa lingkungan mungkin tidak akan pernah pulih. Tumbuhan dan hewan yang menghuni tempat ini akan hilang selamanya. Untuk mengurangi dampak di masa depan, perencana kota, industri, dan pengelola sumber daya harus mempertimbangkan dampak jangka panjang pembangunan terhadap lingkungan. Dengan perencanaan yang baik, degradasi lingkungan di masa depan dapat dicegah.
Pencemaran Tanah dan Tanah
Pencemaran tanah dan lahan adalah akibat langsung dari kontaminasi. Keseimbangan alami kehidupan tumbuhan dan satwa liar terganggu dan seringkali hancur. Beberapa penyebab pencemaran tanah dan lahan antara lain, tempat pembuangan sampah, penambangan terbuka, tumpahan/rembesan limbah, praktik pertanian yang tidak berkelanjutan, dan segala jenis sampah. Tumpahan limbah berbahaya, seperti kebocoran minyak yang tidak disengaja dapat merusak lahan sehingga memerlukan pembersihan dan restorasi jangka panjang. Penyebab lainnya termasuk penambangan uranium dan pembuangan limbah nuklir yang tidak tepat.
Deforestasi dan Degradasi Lahan
Deforestasi terjadi ketika lebih banyak hutan yang ditebang (dipanen atau dibabat) dibandingkan dengan hutan yang digantikan. Hal ini menyebabkan erosi tanah, hilangnya tanaman dan pepohonan, mengganggu satwa liar dan kehidupan tanaman lainnya. Hal ini juga berdampak pada kualitas air dengan risiko limpasan tanah yang lebih besar.
Penyebab Alami
Meskipun degradasi lingkungan paling sering dikaitkan dengan aktivitas manusia, faktanya lingkungan juga terus berubah seiring berjalannya waktu. Dengan atau tanpa dampak aktivitas manusia, beberapa ekosistem menurun seiring berjalannya waktu hingga tidak dapat mendukung kehidupan yang “dimaksudkan” untuk hidup di sana.
Degradasi Fisik
Hal-hal seperti tanah longsor, gempa bumi, tsunami, angin topan, dan kebakaran hutan dapat menghancurkan komunitas tumbuhan dan hewan setempat hingga tidak dapat berfungsi lagi. Hal ini dapat terjadi melalui kerusakan fisik akibat bencana alam, atau melalui degradasi sumber daya dalam jangka panjang akibat masuknya spesies asing yang invasif ke habitat baru. Yang terakhir ini sering terjadi setelah badai, ketika kadal dan serangga terbawa arus kecil ke lingkungan asing. Terkadang, lingkungan tidak dapat mengimbangi spesies baru, dan degradasi dapat terjadi.
Memahami Penyebab Kerusakan Lingkungan
Ada sejumlah alasan mengapa ekosistem mengalami degradasi seiring berjalannya waktu. Meskipun hal ini tidak selalu merupakan kesalahan manusia, manusia tetap perlu menyadari sejauh mana mereka bergantung pada sumber daya yang disediakan oleh alam. Dalam hal ini, tanggung jawab dan pengelolaan lingkungan merupakan masalah pelestarian diri, dan merupakan bagian integral dari praktik pengelolaan sumber daya yang sehat.