Gentle parenting adalah istilah yang berasal dari The Gentle Parenting Book oleh Sarah Ockwell-Smith, yang merinci cara membesarkan anak yang lebih tenang dan bahagia sejak lahir hingga usia tujuh tahun. Pola asuh yang lembut memberikan pendekatan yang berbeda dengan pola asuh tradisional. Ini adalah gaya pengasuhan yang lebih santai dan jeli yang dipimpin oleh empati. Pola asuh yang lembut memungkinkan orang tua untuk menetapkan ekspektasi yang lebih realistis terhadap anak dan perilakunya.
Apa Itu Pola Asuh yang Lembut?
Gentle parenting adalah pendekatan baru dalam mengasuh anak yang berpusat pada ide inti pemahaman, empati, rasa hormat, dan batasan, menurut Ockwell-Smith.
Dipimpin Anak
Pengasuhan yang lembut berbeda dengan pengasuhan tradisional dalam beberapa hal, salah satunya adalah membiarkan anak memimpin dalam pengambilan keputusan, bukan orang dewasa. Hal ini dimaksudkan untuk memberi anak kontrol lebih besar, dan membantu orang tua berlatih menjadi lebih fleksibel dengan jadwal, perilaku, dan banyak lagi.
Tidak Memberi Label pada Perilaku
Komponen lain dari pola asuh yang lembut adalah tidak ada perilaku yang diberi label sebagai 'baik' atau 'buruk', dan semua perilaku dianggap sebagai respons terhadap kebutuhan yang 'terpenuhi' atau 'tidak terpenuhi.'
Memperhatikan Kebutuhan Orang Tua
Merawat diri sendiri sebagai orang tua adalah salah satu hal penting dalam mengasuh anak dengan lembut. Ockwell-Smith mencatat bahwa penting bagi orang tua untuk mengurus diri sendiri dan kebutuhan mereka terlebih dahulu, sebelum mereka dapat menawarkan kenyamanan, perhatian, dan koneksi terbaik kepada anak mereka.
Memimpin Dengan Hati-hati
Ockwell-Smith juga menyarankan bahwa aspek penting dari pengasuhan yang lembut adalah menanggapi anak Anda dengan perhatian dan pengertian. Misalnya, banyak aspek perkembangan anak, seperti menenangkan diri, merupakan perilaku yang dipelajari yang hanya dapat dicapai oleh anak-anak setelah mereka didukung secara emosional dan tumbuh ke tingkat perkembangan tersebut. Menurut pola asuh yang lembut, orang tua harus menghormati anak-anak mereka atas keunikan individu mereka, dan menetapkan harapan yang realistis tentang perilaku anak-anak saat mereka tumbuh dan berkembang.
Cara Mempraktikkan Pola Asuh yang Lembut
Ockwell-Smith menyarankan, "Pengasuhan yang lembut adalah cara bersikap, itu adalah pola pikir, "dan menyarankan bahwa tidak ada aturan keras dan cepat yang menentukan bagaimana orang tua dapat mempraktikkan pengasuhan yang lembut jika mereka memimpin dengan nilai-nilai inti. Pola asuh yang lembut sebagian besar bergantung pada niat dan pemikiran orang tua di balik tindakan mereka, yang mungkin terlihat berbeda bagi setiap orang. Beberapa cara untuk mempraktikkan pola asuh yang lembut adalah:
- Membiarkan anak Anda membuat jadwal sendiri untuk hari itu
- Mengikuti minat anak Anda dan mencoba aktivitas yang dipilihnya
- Membiarkan diri Anda beristirahat untuk menjadi pengasuh yang lebih baik
- Merespon dengan empati saat anak menangis, terutama di malam hari
- Tidak mengharapkan anak Anda berperilaku seperti orang dewasa ketika mereka sedang kesal
- Bermain game secara berbeda berdasarkan keinginan anak Anda memainkannya
- Membiarkan anak Anda mengekspresikan diri dengan cara apa pun yang dirasa tepat bagi mereka
- Mengamati tingkah laku anak Anda tanpa menghakimi atau memberi label
Disiplin Pengasuhan yang Lembut
Ockwell-Smith membuat perbedaan yang jelas antara pola asuh yang lembut dan pola asuh yang permisif, dan mencatat bahwa anak-anak tidak selalu mendapatkan apa yang mereka inginkan dari orang tua yang menerapkan pola asuh yang lembut. Orang tua tidak berkewajiban untuk mengatakan ya terhadap semua tuntutan anak mereka.
Disiplin sebagai Kesempatan Mengajar
Pengasuhan yang lembut mendekati disiplin sebagai kesempatan mengajar bagi anak-anak, di mana orang tua mampu menunjukkan cara menggunakan empati, rasa hormat, dan kualitas lain yang mereka ingin anak mereka kembangkan di dunia nyata. Artinya, orang tua dapat menjadi panutan bagi anak-anaknya, dan menunjukkan tidak membentak atau menggunakan perilaku tidak membantu lainnya saat menghadapi konflik.
Batas Lebih Sedikit dan Lebih Konsisten
Pendekatan ini mencatat bahwa disiplin harus sesuai dengan usia, dan mendorong orang tua untuk menetapkan lebih sedikit batasan/aturan yang berpusat pada hal-hal yang mereka yakini paling penting, namun terus memperkuatnya. Hal ini dimaksudkan untuk memberi anak Anda pemahaman yang lebih baik tentang hal-hal terpenting yang perlu diingat seiring pertumbuhannya. Beberapa contoh batasannya adalah:
- Jangan merugikan orang lain.
- Hargai privasi orang lain.
- Dilarang berlari atau melempar barang ke dalam karena dapat membahayakan.
- Biarkan orang lain berbagi ide/pendapatnya.
- Jangan menghakimi orang lain.
Memahami Perilaku
Pengasuhan yang lembut berpusat pada empati dan pengertian, yang berarti bahwa aspek-aspek ini harus dibawa ke dalam disiplin. Pola asuh ini mendorong orang tua untuk membiarkan anaknya menjelaskan mengapa mereka mengungkapkan perilaku apa pun yang mereka lakukan. Kemudian, dengan memahami penyebabnya dari sudut pandang anak, lakukan tindakan bersama untuk membantu anak memahami mengapa perilaku tersebut berbahaya atau tidak membantu. Hal ini dimaksudkan agar anak dapat belajar dari tindakannya, alih-alih menjalani hukuman tradisional, seperti duduk di waktu istirahat, yang membuat mereka merasa disalahpahami.
Menjauhi Hukuman
Pengasuhan yang lembut mendorong orang tua untuk beralih dari gaya hukuman tradisional yang telah digunakan selama berabad-abad. Bentuk-bentuk hukuman yang lebih tua ini termasuk memberi anak waktu menyendiri, memukul, atau membatasi akses terhadap barang-barang pilihan, seperti mengambil mainan. Pola asuh orang tua percaya bahwa jenis hukuman ini mengajarkan anak untuk tidak mengekspresikan emosinya, membuat mereka merasa disalahpahami, dan tidak benar-benar mengajarkan anak perilaku yang pantas, hanya bagaimana mematuhi hukuman.
Manfaat Pola Asuh yang Lembut
Ada beberapa manfaat menerapkan gaya pengasuhan yang lembut yang dapat membantu mendorong pertumbuhan dan hubungan yang lebih kuat antara orang tua dan anak-anak mereka.
Pengasuhan Resmi
Pengasuhan yang lembut adalah bentuk pengasuhan otoritatif, yang menurut American Psychological Association (APA), melibatkan orang tua yang "mengasuh, responsif, dan suportif, namun tetap menetapkan batasan tegas pada anak-anaknya". Menurut National Library of Medicine, gaya pengasuhan ini memiliki beberapa manfaat, seperti:
- Mengurangi depresi dan kecemasan pada anak
- Mengurangi kemungkinan penyalahgunaan zat
- Mencegah perilaku bermasalah yang dieksternalisasi
- Berdampak positif pada harga diri anak
- Meningkatkan kompetensi sosial
- Mencapai tingkat prestasi akademik yang lebih tinggi
- Peningkatan tingkat ketahanan
- Mempengaruhi kedewasaan secara positif
Potensi Masalah Dengan Pola Asuh yang Lembut
Mencoba mempelajari dan mengadopsi gaya pengasuhan yang baru bukanlah tugas yang mudah, dan kemungkinan besar Anda akan mengalami beberapa masalah saat Anda dan keluarga menyesuaikan diri dan belajar lebih banyak tentang satu sama lain.
Butuh Waktu
Penting bagi orang tua untuk mengingat bahwa melihat dampak dari pendekatan pengasuhan yang lembut mungkin memerlukan waktu, dan tidak melihat hasil langsung tidak boleh membuat kita putus asa. Anda dan anak Anda sama-sama mempelajari dan mempraktikkan sesuatu yang baru pada saat yang sama, yang berarti akan ada kurva pembelajaran dan potensi hambatan di sepanjang prosesnya. Cobalah untuk tidak menghakimi diri sendiri, dan ingatlah bahwa membesarkan anak adalah sebuah maraton, bukan lari cepat.
Tergelincir ke Pola Lama
Gaya pengasuhan tradisional dan bentuk hukuman telah ada sejak lama. Saat mempraktikkan pengasuhan yang lembut, wajar jika Anda kembali ke pola lama dan menyuruh anak Anda menyendiri ketika perilaku bermasalah muncul. Kesempatan belajar adalah bagian penting dari pola asuh yang lembut, yang berarti bahwa jika Anda kembali ke cara lama, Anda harus memberikan diri Anda rahmat yang sama seperti yang Anda berikan kepada anak Anda. Ekspresikan perasaan Anda kepada anak Anda dan jelaskan bagaimana reaksi Anda tidak membantu mereka memahami atau mengembangkannya. Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan.
Perbedaan Pola Asuh Lembut dan Pola Asuh Tradisional
Pengasuhan yang lembut berbeda dengan pengasuhan tradisional dalam beberapa hal. Dalam praktik ini, orang tua melakukan upaya yang disengaja untuk merespons anak dan perilaku mereka terlebih dahulu dengan rasa hormat dan pengertian, alih-alih berfokus pada hukuman. Pola asuh tradisional memberikan pendekatan berbeda terhadap hubungan orang tua-anak dan lebih menekankan pada ketidakseimbangan kekuasaan antara orang tua dan anak-anaknya. Beberapa contoh perbedaan antara pola asuh yang lembut dan tradisional adalah:
-
Gentle: Membiarkan anak Anda memilih pakaiannya sendiri.
Tradisional: Mengubah pakaian anak Anda agar lebih sesuai dengan ekspektasi masyarakat
-
Gentle: Memainkan permainan papan dengan aturan baru yang dibuat anak Anda.
Tradisional: Membuat anak Anda memainkan permainan papan dengan aturan yang ditetapkan
-
Gentle: Menanyakan kepada anak Anda apa yang mereka rasakan saat mengalami suatu perilaku.
Tradisional: Memberi anak waktu istirahat karena perilaku bermasalah
-
Gentle: Memanfaatkan babysitter untuk memberi Anda libur malam untuk bersantai dan memulihkan tenaga.
Tradisional: Memaksa diri Anda untuk menghabiskan waktu bersama anak Anda meskipun Anda mengabaikan kebutuhan Anda sendiri
-
Gentle: Mengikuti minat alami anak Anda dan mendorongnya.
Tradisional: Mendorong anak untuk memiliki minat yang sesuai dengan harapan masyarakat
Menjadi Orang Tua yang 'Lembut'
Ada banyak manfaat yang terkait dengan praktik pengasuhan yang lembut yang dapat membantu memperkuat ikatan antara Anda dan anak seiring Anda tumbuh dan belajar bersama. Anda mungkin merasa kesulitan pada awalnya untuk beralih dari praktik pengasuhan tradisional yang biasa dilakukan, terutama jika Anda dibesarkan dengan praktik tradisional tertentu. Penting untuk diingat bahwa ini tidak masalah, dan tidak ada orang tua yang 'sempurna'. Memimpin dengan nilai-nilai inti empati, rasa hormat, dan pengertian adalah cara yang bagus untuk mulai mengajari anak Anda lebih banyak tentang diri mereka sendiri, emosi mereka, dan bagaimana menjadi manusia yang utuh.