Mengajari Anak Empati dengan Cara Praktis dan Efektif

Daftar Isi:

Mengajari Anak Empati dengan Cara Praktis dan Efektif
Mengajari Anak Empati dengan Cara Praktis dan Efektif
Anonim
Gadis menghibur temannya
Gadis menghibur temannya

Membantu anak-anak memahami perspektif berjalan satu mil dengan menjadi orang lain bukanlah tugas yang mudah. Empati adalah keterampilan emosional yang sulit untuk diajarkan kepada anak-anak, namun belajar bagaimana berempati sangat penting untuk perkembangan dan kesejahteraan mereka. Semua orang tua harus mengetahui alasan dan cara mengajarkan empati pada anak, agar anak tumbuh menjadi manusia yang baik hati, suka menolong, dan bahagia.

Apa itu Empati?

Empati tidak hanya sulit untuk diajarkan, namun bagi banyak orang baik tua maupun muda, hal ini mungkin sulit untuk dipahami. Brené Brown merangkum apa itu empati dengan menjelaskan bahwa empati terdiri dari empat kualitas utama:

  • Tetap bebas penilaian
  • Mengenali emosi yang dialami orang lain
  • Mengakui bahwa orang lain memiliki beragam persepsi dan pandangan tentang dunia yang berbeda dari mereka
  • Mengkomunikasikan empati kepada orang lain

Karakteristik empati dicontohkan kepada anak-anak oleh orang dewasa dalam kehidupan mereka, dan terkadang diajarkan secara eksplisit. Ini adalah keterampilan yang diajarkan pada tingkat perkembangan yang sesuai, dan dipraktikkan dalam jangka waktu yang lama.

Yang Bukan Empati

Sisi lain dari memahami empati adalah mengetahui apa yang bukan empati. Karakteristik apa yang ditunjukkan seorang anak yang membuat orang bertanya-tanya apakah mereka memerlukan pelatihan dan pengajaran empati? Petunjuk yang dapat diperhatikan oleh orang tua atau guru ketika bertanya-tanya apakah seorang anak kehilangan chip empati adalah ketika seorang anak:

  • Membuat komentar keras dan kasar kepada orang lain tentang penampilan atau tindakannya
  • Menunjukkan perilaku yang tidak pantas secara sosial, seperti membuang barang dari rak, merusak mainan anak lain, mengambil barang dari saudara kandung
  • Menampilkan ketidakpekaan ketika orang lain menunjukkan emosi

Mengapa Mengajari Anak Empati Itu Sulit

Mengajarkan keterampilan fisik, seperti berjalan, berbicara, dan membaca, sangat mudah dibandingkan dengan mengajari anak-anak keterampilan emosional tingkat tinggi seperti empati. Menanamkan empati pada anak memang rumit, tapi kenapa?

Empati adalah konsep abstrak yang melibatkan pemahaman dan penguasaan banyak konsep lainnya. Ini adalah perasaan manusia yang berlapis dan kompleks. Begitu anak-anak mulai memahami empati, mereka akan:

  • Sadarilah bahwa orang lain berpikir dan merasakan berbeda dari mereka. Mereka mulai menghargai perasaan orang lain dan menyadari bahwa perasaan mereka berbeda dengan perasaan mereka sendiri.
  • Perhatikan dan kenali emosi umum yang dialami manusia. Mereka tahu seperti apa kebahagiaan, kesedihan, kemarahan, dan ketakutan di wajah, nada bicara, dan sikap fisik seseorang.
  • Identifikasi emosi orang lain dan cocokkan dengan tepat dengan respons pribadi untuk membantu mereka.
  • Mengatur emosi sendiri.

Pentingnya Menanamkan Empati pada Anak

Anak-anak yang belajar bagaimana berempati dan mempraktikkan empati dalam kehidupan sehari-hari akan tumbuh menjadi pengubah permainan dunia. Merekalah yang akan menerima orang lain apapun perbedaannya. Mereka adalah orang-orang yang bersandar ketika ada sesuatu yang salah, mengakhiri perundungan atau penganiayaan terhadap teman sebaya, bahkan ketika hal itu menimbulkan risiko bagi mereka secara pribadi. Mereka membangkitkan keberanian dan kekuatan untuk menjadi kebaikan yang mereka harapkan di dunia sekitar mereka.

Anak-anak dengan tingkat empati yang tinggi tumbuh menjadi pemimpin, inovator, dan manusia penting yang mendahulukan kebutuhan, perasaan, dan pemikiran orang lain di atas kebutuhannya sendiri, sehingga memberikan teladan kasih sayang terhadap kemanusiaan.

Mengajarkan Empati pada Balita dan Anak Kecil

Pemahaman empati yang sebenarnya belum mulai berkembang sampai anak-anak berusia sekitar tujuh-10 tahun, kurang lebih beberapa tahun, tergantung pada kematangan emosi mereka. Namun, ini tidak berarti bahwa orang tua dan pendidik harus mengesampingkan pengembangan empati pada anak-anak selama dekade pertama kehidupan mereka. Anak-anak dapat mulai memahami inti dari menjadi manusia yang berempati ketika mereka masih sangat muda.

Model Empati

Anda adalah panutan dan standar yang ditiru anak-anak Anda, jadi tunjukkan empati terhadap mereka dalam kehidupan Anda sehari-hari. Jangan hanya menunjukkannya dalam tindakan, tapi gunakan pernyataan empati saat berkomunikasi dengan anak.

  • Saya memahami betapa sulitnya hal ini.
  • Kamu memang merasa sedih dengan hal ini.
  • Saya berharap saya ada di sana untuk membantu Anda ketika hal itu terjadi pada Anda.
  • Apa yang Anda jelaskan kepada saya terdengar sangat membuat frustrasi.
Gadis memeluk Anjing
Gadis memeluk Anjing

Peduli Makhluk Hidup Lainnya

Dipercaya secara luas bahwa memiliki dan merawat hewan peliharaan adalah cara yang baik untuk mengajarkan empati kepada anak-anak. Ketika anak-anak kecil diberi tanggung jawab merawat makhluk hidup, mereka merasakan betapa makhluk hidup lain bergantung pada mereka untuk kebahagiaan dan kelangsungan hidup.

Kembangkan Bahasa Empati

Dengan mendiskusikan emosi, anak-anak menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang dasar-dasar yang mereka perlukan untuk membangun empati di kemudian hari. Telusuri emosi yang dirasakan anak secara verbal. Ajari anak untuk menggunakan pernyataan "Saya-Kapan" seperti:

  • Aku merasa sedih saat kamu mengambil mainanku.
  • Aku merasa senang saat kita membaca bersama.

Selanjutnya, mulailah mendiskusikan perasaan orang lain, untuk membantu anak lebih memahami bagaimana perasaan orang lain terhadap sesuatu dan alasannya. Gunakan dialog seperti:

  • Ibu merasa frustasi karena semua orang berteriak dan menjerit saat ini.
  • Ayah terlihat senang karena kamu membantunya memperbaiki ban sepeda itu.
  • Temanmu Johnny sedih karena dia merindukan ibunya. Apa yang bisa kita lakukan untuk membantunya merasa lebih bahagia?

Menumbuhkan Empati pada Anak yang Lebih Besar

Anak-anak yang lebih besar dapat terus membangun dan menumbuhkan kecenderungan empati mereka. Setelah fondasi diletakkan, bantu anak-anak melihat pemikiran dan perspektif yang berbeda, merasakan emosi bersama dengan orang lain yang mengalaminya, dan mengenali emosi dalam diri mereka sendiri dan orang lain serta cara mencari solusi.

Mengajarkan Empati Kognitif

Anak-anak yang lebih tua dan remaja dapat memahami empati kognitif. Ini adalah saat orang benar-benar menyelami apa yang dipikirkan dan dirasakan orang lain. Mereka benar-benar bertujuan untuk menyadari dan memvisualisasikan bagaimana rasanya berjalan satu mil dengan posisi orang lain. Berbeda dengan empati emosional, yaitu kemampuan merasakan sesuatu bersama orang lain, dan menunjukkan kesediaan untuk membantu orang yang kesusahan. Mengajarkan empati kognitif memerlukan percakapan mendalam, dan seringkali literatur digunakan untuk menyoroti konsep tersebut.

Melatih Keterampilan Mendengarkan yang Efektif

Anda tidak bisa menjadi orang yang benar-benar berempati jika Anda tidak bisa secara aktif mendengarkan apa yang orang lain katakan kepada Anda. Anak-anak yang lebih besar dan remaja dapat berupaya mengasah strategi mendengarkan mereka, membantu mereka menjadi lebih berempati.

Kegiatan yang Mendorong Empati

Aktivitas mudah ini membantu anak-anak menghubungkan konsep empati dengan orang-orang dalam kehidupan mereka dan dunia di sekitar mereka.

Mengenali Emosi Melalui Gambar

Orang tua dan pendidik dapat membantu anak kecil belajar tentang emosi melalui kartu bergambar. Miliki beragam gambar yang menampilkan orang-orang yang menunjukkan emosi berbeda. Anak-anak membolak-balik gambar dan mengidentifikasi apa yang dirasakan orang-orang di gambar tersebut. Saat anak-anak semakin paham dengan latihan ini, tambahkan lebih banyak gambar ke tumpukan. Perpanjangan dari kegiatan ini adalah dengan menanyakan kepada anak-anak emosi apa yang mereka lihat dalam gambar tersebut dan kemudian meminta mereka untuk mengidentifikasi emosi yang berlawanan dengan gambar tersebut.

Melakukan Pemeriksaan Suhu

Orang tua dan guru dapat melakukan pengecekan suhu emosi pada anak. Ini adalah latihan sederhana di mana orang dewasa bertanya kepada anak-anak bagaimana perasaan mereka, dan anak-anak merenungkan hal ini dan merespons dengan tepat dan jujur. Seiring berjalannya waktu, anak-anak belajar memeriksa suhu tubuhnya sendiri, menanyakan perasaannya pada diri sendiri, dan kemudian menangani emosi tertentu dengan benar.

Bermain Peran

Anak-anak yang lebih muda dan lebih tua dapat terlibat dalam permainan peran empati. Anak kecil dapat menggunakan perintah sederhana seperti:

Foto seseorang robek. Bagaimana perasaan mereka? Pasangannya kemudian harus mengidentifikasi emosinya dan merespons dengan tepat

Anak yang lebih besar dapat mengerjakan skenario yang lebih kompleks seperti:

Anda melihat seorang tunawisma saat Anda berjalan melewati kota Anda. Apa yang mungkin mereka rasakan? Bagaimana perasaanmu? Bagaimana cara orang menunjukkan belas kasihan kepada orang asing?

Mengajar dan Melatih Perhatian

Anak-anak kecil, anak-anak yang lebih besar, dan bahkan orang dewasa dapat memperoleh manfaat dari kursus kilat dalam melatih kesadaran. Kemampuan untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan emosi Anda sendiri adalah langkah pertama untuk memiliki kemampuan memanfaatkan perasaan dan sudut pandang orang lain. Ajari mereka yang membutuhkan pelatihan empati untuk menyelami perasaannya sendiri. Ajarkan latihan ringan untuk mengurangi stres, karena stres dapat menghambat kesadaran. Bernapas dalam-dalam, mewarnai, dan dasar-dasar meditasi adalah pengalaman sadar yang mudah yang dapat digunakan anak-anak saat mereka memulai perjalanan untuk menjadi lebih berempati terhadap diri mereka sendiri dan orang lain.

Menulis Jurnal Emosi

Menulis jurnal adalah cara terbaik untuk merenungkan keberadaan Anda dan kemajuan yang telah Anda capai. Anak-anak dapat membuat jurnal empati, tempat mereka menulis tentang apa yang mereka rasakan, mengapa mereka merasa seperti ini, apa yang mungkin membuat mereka merasa lebih baik, dan alat apa yang dapat mereka gunakan untuk membantu memproses emosi negatif yang mereka alami.

Manfaat Menanamkan Empati pada Anak

Mengajari anak-anak untuk menjadi manusia yang lebih berempati akan memberikan manfaat sepanjang hidup mereka. Mereka mengembangkan keterampilan penting dan sifat positif dari belajar empati.

Kesehatan Mental Lebih Baik

Mereka yang cenderung berempati memiliki status kesehatan mental yang lebih baik. Mereka merasa terhubung dengan manusia lain dan dunia di sekitar mereka, dan mereka melihat kebaikan dan hal positif dalam banyak aspek kehidupan. Memiliki sikap positif terhadap orang lain membantu menghasilkan sikap dan perasaan yang lebih baik terhadap diri mereka sendiri.

Siswa prasekolah yang bahagia bermain bersama dan berbagi di kelas
Siswa prasekolah yang bahagia bermain bersama dan berbagi di kelas

Hubungan Positif

Mereka yang menunjukkan tindakan empati secara rutin memiliki hubungan yang lebih kuat dibandingkan orang yang tidak berempati. Anak-anak belajar membentuk hubungan timbal balik yang bermakna dengan orang lain, dan tumbuh dengan terus membina hubungan positif dengan orang lain. Empati memungkinkan seseorang untuk terhubung dan berhubungan dengan orang lain secara pribadi dan mendalam, sehingga membentuk ikatan yang kuat.

Sukses Akademik

Siswa yang memiliki empati dalam perangkat emosionalnya juga cenderung memiliki prestasi akademis yang lebih baik. Agar berhasil secara akademis, anak-anak harus percaya diri, ingin tahu, dan memiliki kemampuan untuk mengomunikasikan kebutuhan mereka kepada orang lain secara efektif. Meskipun semua sifat ini merupakan kunci keberhasilan akademis, sifat-sifat tersebut juga merupakan keterampilan emosional yang diajarkan dalam kapasitas tertentu selama pelatihan empati.

Peningkatan Keterampilan Komunikasi

Komunikasi antar manusia sangatlah penting. Tanpa komunikasi, hampir mustahil menjaga hubungan yang sehat. Orang yang berempati mengajukan pertanyaan kepada orang yang mereka lihat sedang mengalami kesulitan. Mereka memperhatikan suasana hati orang-orang, bertanya-tanya apa yang salah, dan bersandar untuk membantu meringankan situasi. Semua hal ini meningkatkan kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, baik secara verbal maupun nonverbal.

Toleransi dan Penerimaan Orang Lain

Mengajarkan empati membantu anak tumbuh menjadi orang yang toleran dan menerima orang lain, apa pun perbedaannya. Mereka belajar untuk berhenti menghakimi, memberi kesempatan kepada orang lain, mendengarkan orang lain sebelum mencela mereka, dan membayangkan situasi dan sudut pandang orang lain.

Pelajaran Seperti Empati Membutuhkan Waktu dan Kesabaran

Mempelajari cara berempati terhadap orang lain adalah keterampilan emosional tingkat tinggi bagi anak-anak. Ajarkan empati secara konsisten; dan pastikan untuk menunjukkan empati dalam hidup Anda sendiri. Terlepas dari seberapa cerdas atau baik anak-anak, empati perlu diajarkan dan diperkuat berulang kali sebelum menjadi hafalan.

Direkomendasikan: